By. Masykur A. Baddal **. Bila mendengar nama Fir’aun, pikiran dan imajinasi kita akan terbang nun jauh kesana membayangkan berbagai kekejamannya. Seperti membunuh rakyatnya yang membangkang karena tidak bersedia menyembahnya.
Terbayang juga kisah kekejaman bala tentara Fir’aun saat mengejar Nabi Musa a.s bersama pengikutnya. yang berakhir dengan sebuah Mu’jizat terbelahnya Laut Merah. Termasuk juga kisah-kisah kekejaman Fir’aun yang lain, terus menerawang dalam benak kita tanpa berkesudahan.
Sebenarnya, disamping kisah-kisah kekejaman Fir’aun, ternyata banyak juga kisah-kisah lain yang berhubungan dengan kehidupannya sebagai manusia biasa. Kisah ini terekam dengan jelas dalam tulisan-tulisan prasasti Mesir kuno. Ada yang ditulis diatas kertas papyrus, termasuk dipahat diatas batu granite.
Satu hal yang sangat menarik tentang kiat Fir’aun mengatasi proses ubanan dini. Sebab, mereka sangat konsisten menjaga penampilan diri. Mereka ingin tampil dihadapan rakyat dan penyembahnya dengan performance yang sangat sempurna.
Jika kita berkunjung ke Museum El Tahrir Mesir, dapat dilihat secara langsung beraneka ragam jenis topeng, pernak-pernik, sarung tangan, sampai kepada kursi singgasana. Semua asesoris itu terbuat dari logam mulia (emas murni) atau perak.
Satu hal yang tidak bisa mereka ganti dengan logam mulia atau perak adalah rambut. Umumnya, para Fir’aun memiliki rambut panjang dan terurai lepas. Hanya para khadam (pesuruh) yang berkepala plontos. Untuk terus mempertahankan rambutnya tetap hitam lebat atau merah bersinar, ternyata mereka mempunyai resep rahasia.
Hal ini terbukti jika dilihat mumi-mumi Fir’aun di Museum El Tahrir Mesir, rata-rata berambut lebat. Apakah resep rahasia tersebut? Hasil temuan para peneliti khusus Mesir kuno mengungkapkan bahwa raja-raja Fir’aun kerap mengusap teh pekat Mesir atau Egyptian Hibiscus Tea (karkade) dicampur dengan garam laut pada setiap malam bulan purnama atau dipagi hari sebelum matahari terbit.
Kemudian, meraka membersihkannya dengan air sungai Nil disaat matahari mulai terbit. Sayangnya, karena image negatif tentang kekejaman Fir’aun lebih menonjol maka resep rahasia itu terlupakan. Bahkan kebiasan-kebiasaan yang ada kaitannya dengan unsur medis dan kosmetika jarang diperaktekkan oleh anak cucunya di Mesir. Oleh karena itu, rata-rata keturunannya memiliki rambut botak dan ubanan. Kenapa tidak, resep rahasia ini kita coba praktekkan, siapa tahu manjur untuk rambut orang-orang Indonesia.
Salam.
visit us: http://www.tiketonline.info
